Kamis, 31 Desember 2009

Asuhan Keperawatan Reumatoid Artritis

Kumpulan Asuhan Keperawatan
Kumpulan Askep
Asuhan Keperawatan
Askep


Reumatoid Artritis

Pengertian

Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.(Susan Martin Tucker.1998)

Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour. 2001)

Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).


Etiologi

Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001).

Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :

  1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus
  2. Endokrin
  3. Autoimun
  4. Metabolik
  5. Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.
Pada saat ini, artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikoplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.


Manifestasi Klinis

Pola karakteristik dari persendian yang terkena :
  1. Mulai pada persendian kecil ditangan, pergelangan , dan kaki.
  2. Secara progresif menenai persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki, tulang belakang serviks, dan temporomandibular.
  3. Awitan biasnya akut, bilateral, dan simetris.
  4. Persendian dapat teraba hangat, bengkak, dan nyeri ; kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih dari 30 menit.
  5. Deformitasi tangan dan kaki adalah hal yang umum.
Gambaran Ekstra-artikular :
  1. Demam, penurunan berat badan, keletihan, anemia.
  2. Fenomena Raynaud.
  3. Nodulus rheumatoid, tidak nyeri tekan dan dapat bergerak bebas, di temukan pada jaringan subkutan di atas tonjolan tulang.
Rheumatoid arthritis ditandai oleh adanya gejala umum peradangan berupa :
  1. demam, lemah tubuh dan pembengkakan sendi.
  2. nyeri dan kekakuan sendi yang dirasakan paling parah pada pagi hari.
  3. rentang gerak berkurang, timbul deformitas sendi dan kontraktur otot.
  4. Pada sekitar 20% penderita rheumatoid artritits muncul nodus rheumatoid ekstrasinovium. Nodus ini erdiri dari sel darah putih dan sisia sel yang terdapat di daerah trauma atau peningkatan tekanan. Nodus biasanya terbentuk di jaringan subkutis di atas siku dan jari tangan.

Komplikasi

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.

Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.

Download Askep Reumatoid Artritis Gratis :

Sumber : http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/12/asuhan-keperawatan-reumatoid-artritis.html

Pengkajian
  1. Aktivitas/ istirahat
    Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
    Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
    Tanda : Malaise
    Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.

  2. Kardiovaskuler
    Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).

  3. Integritas ego
    Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
    Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan )
    Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain).

  4. Makanan/ cairan
    Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia
    Kesulitan untuk mengunyah
    Tanda : Penurunan berat badan
    Kekeringan pada membran mukosa.

  5. Hygiene
    Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan

  6. Neurosensori
    Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
    Gejala : Pembengkakan sendi simetris

  7. Nyeri/ kenyamanan
    Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi ).

  8. Keamanan
    Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.

  9. Interaksi sosial
    Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.

Diagnosa Keperawatan
  1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

  2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal,
    Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

Intervensi

Diagnosa keperawatan 1 :

Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

Kriteria Hasil:
  • Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol
  • Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
  • Mengikuti program farmakologis yang diresepkan
  • Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.

Intervensi Keperawatan :
  • Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
    R/ Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program

  • Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
    R/Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri

  • Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace.
    R/ Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi

  • Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak.
    R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi

  • Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya.
    R/ Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan.

  • Berikan masase yang lembut
    R/meningkatkan relaksasi/ mengurangi nyeri

  • Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas.
    R/ Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.

  • Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.
    R/ Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat.

  • Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.
    R/ Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/ spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi.

  • Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat)
    R/ sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.

  • Berikan es kompres dingin jika dibutuhkan
    R/ Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut

Diagnosa Keperawatan 2:

Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal, Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

Kriteria Hasil
  • Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.
  • Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi bagian tubuh.
  • Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.

Intervensi :
  • Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi
    R/ Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari peoses inflamasi.

  • Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu.
    R/ Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan.

  • Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris jika memungkinkan.
    R/ Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi.

  • Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, mis, trapeze
    R/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi. Memepermudah perawatan diri dan kemandirian pasien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit.

  • Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace
    R/ Meningkatkan stabilitas ( mengurangi resiko cidera ) dan memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktor.

  • Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher.
    R/ Mencegah fleksi leher.

  • Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan R/ Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas.

  • Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda.
    R/ Menghindari cidera akibat kecelakaan/ jatuh.

  • Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi.
    R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/ aktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat.

  • Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan.
    R/ Menurunkan tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi risiko imobilitas.

  • Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid).
    R/ Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut.


askep
asuhan keperawatan
kumpulan askep
kumpulan asuhan keperawatan
read more...

Jumat, 25 Desember 2009

Perawat Ikutan Kontes SEO : Astaga.com lifestyle on the net

Astaga.com lifestyle on the net adalah Kontes SEO yang paling heboh dan paling baru di Indonesia saat ini. Yang diadakan oleh Astaga!com. Sudah sekitar 368.000 halaman per tanggal 26 Desember 2009 yang menggunakan kata kunci / keyword Astaga.com lifestyle on the net di google. Inilah ajang para blogger untuk memperlihatkan kepandaiannya memperebutkan posisi no 1 di google dengan keyword Astaga.com lifestyle on the net dan sekaligus memperebutkan total hadiah lebih dari 30 juta rupiah.

Pendaftaran di mulai tanggal 30 November 2009 pukul 00.00 WIB dan akan berakhir tanggal 3 Maret 2010 pukul 00.00 WIB. Sehingga masih banyak waktu bagi blogger-blogger pemula seperti saya untuk ikutan kontes Astaga!com ini.

Salah satu Syarat dan Ketentuan Kontes SEO Astaga.com adalah panjang artikel kurang dari 400 kata dan harus memberikan maximal 2 ( dua ) linkback ke artikel yang terdapat di astaga.com dengan anchor text Astaga.com lifestyle on the net atau dapat menggunakan anchor lain yang masih berhubungan dengan lifestyle dan Astaga.com.

Sekarang pertanyaannya siapa yang tidak tahu dan apa saja yang di sajikan astaga.com ?
Astaga!com adalah salah satu portal berita terbesar di Indonesia. Banyak informasi yang di sajikan antara lain tentang Gaya Hidup / lifestyle, Artis, Kesehatan, Dunia Bisnis dibidang Fashion, Dunia Hiburan, Sekilas Musik, Semua Informasi Nasional maupun Dunia.

Setelah saya berkeliling membaca artikel yang terdapat di astaga.com. Ada satu artikel yang paling menarik bagi saya sebagai perawat yaitu artikel yang berjudul Wajarkah Pesepakbola Digaji Tinggi?
Kutipan artikel yang saya ambil demikian "Seperti yang kita ketahui pemain-pemain top suatu klub papan atas bisa digaji di atas �100 ribu per minggunya seperti contohnya : John Terry yang mendapat gaji �135 ribu atau Emmanuel Adebayor dan Gareth Barry yang jasanya dihargai �100rb.
Sangat kontras bak bumi dengan langit jika dibandingkan dengan gaji tahunan rata-rata para pekerja di Inggris seperti: perawat yang hanya mendapat �20 ribu, guru �21 rb dan polisi �22 rb."

Ya coba bandingkan saja gaji perawat yang mendapat �20 ribu dengan gaji John Terry yang mendapat �135 ribu. Bagaimana tanggapan anda ?
read more...

Rabu, 16 Desember 2009

Askep - Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Otitis Media Akut (OMA)

Otitis Media Akut (OMA)

Pengertian

Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999).

Selanjutnya klik di sini


Asuhan Keperawatan Pada Pasien Strok


Strok

Pengertian

Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral. Merupakan suatu gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologis pada pembuluh darah serebral, misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vascular dasar, misalnya aterosklerosis, arteritis, trauma, aneurisme dan kelainan perkembangan.

Selanjutnya klik di sini


Asuhan Keperawatan (Askep) TB Paru


TUBERKULOSIS PARU (
TB PARU)

A. Pengertian

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 �m, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.

Selanjutnya Klik di sini

DOWNLOAD ASKEP TBC klik di sini


Asuhan Keperawatan Appendiksitis / Askep Appendiksitis


Appendiksitis

1. Pengertian
Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001).

Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur. (Anonim, Apendisitis, 2007)


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP APPENDIKSITIS klik di sini

Asuhan Keperawatan (Askep) BPH



Benigna Prostat Hipertropi (BPH)

A. Pengertian

Hipertropi Prostat adalah hiperplasia dari kelenjar periurethral yang kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. (Jong, Wim de, 1998).

Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab / UPF Ilmu Bedah RSUD dr. Sutomo, 1994 : 193).


Selanjutnya Klik di sini

DOWNLOAD ASKEP BPH klik di sini



Askep Gastroenteritis


Gastroenteritis

1. Pengertian
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).

Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong�s,1995).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP GASTROENTERITIS klik di sini



ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) HIPERTENSI


HIPERTENSI

1. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP HIPERTENSI klik di sini


Asuhan Keperawatan Pada Pasien Meningitis

Meningitis

A. Pengertian

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).

Selanjutnya Klik di sini

DOWNLOAD ASKEP MENINGITIS klik di sini


ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)


DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

A. Pengertian
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman, 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir, Patrick manson, 2001).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP ANAK DHF klik di sini


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS


Diabetes Mellitus

Pengertian
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP DM klik di sini



ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DIARE


Diare

A. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer, A.1999, 501).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP ANAK DIARE klik di sini



ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL


GAGAL GINJAL

Pengertian
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit. Gagal ginjal kronis terjadi dengan lambat selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dengan penurunan bertahap dengan fungsi ginjal dan peningkatan bertahap dalam gejala-gejala, menyebabkan penyakit ginjal tahap akhir (PGTA). Gagal ginjal kronis biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap. Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan ringan, sedang dan berat. Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan ditegakkan bila konsentrasi ureum plasma meningkat.


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP GAGAL GINJAL klik di sini


ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI


Hakusinasi

Pengertian
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) pasca indera tanpa adanyarangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik.
Menurut May Durant Thomas (1991) halusinasi secara umum dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa seperti: Skizoprenia, Depresi, Delirium dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lingkungan. Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien dirumah sakit jiwa ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi. Sehingga penulis merasa tertarik untuk menulis kasus tersebut dengan pemberian Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP HALUSINASI klik di sini




ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232).
Hiperemesis Gravidarum diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM klik di sini


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)


INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

A. Pengertian
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP ISK klik di sini


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SINUSITIS


Sinusitis

A. Pengertian
Sinusitis adalah merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus.


Selanjutnya KLIK DI SINI


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SIROSIS HEPATIS


SIROSIS HEPATIS

1. Pengertian
Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut (Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2001).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP SIROSIS HEPATIS klik di sini


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TETANUS NEONATORUM


Tetanus Neonatorum

A. PENGERTIAN
Tetanus berasal dari kata tetanos (Yunani) yang berarti peregangan.
Tetanus Neonatorum :
Penyakit tetanus pada bayi baru lahir dengan tanda klinik yang khas, setelah 2 hari pertama bayi hidup, menangis dan menyusu secara normal, pada hari ketiga atau lebih timbul kekakuan seluruh tubuh yang ditandai dengan kesulitan membuka mulut dan menetek, disusul dengan kejang�kejang (WHO, 1989).
Kejang yang sering di jumpai pada BBL, yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh infeksi selama masa neonatal, yang antara lain terjadi sebagai akibat pemotongan tali pusat atau perawatannya yang tidak bersih Ngastijah, 1997).


Selanjutnya KLIK DI SINI


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TYPHOID


TYPHOID

A. Pengertian
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis. (Syaifullah Noer, 1996).
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP TYPHOID klik di sini



ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATITIS


HEPATITIS

A. Pengertian


Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus merupakan jenis yang paling dominan . Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi, ingesti, atau pemberian obat secara parenteral (IV) . Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin, seperti : industri toxins, alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik.


Selanjutnya KLIK DI SINI
read more...

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Otitis Media Akut (OMA)

Asuhan Keperawatan Klien OMA
Askep Otitis Media Akut



Otitis Media Akut (OMA)

Pengertian

Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999).

Yang paling sering terlihat ialah :
  1. Otitis media viral akut
  2. Otitis media bakterial akut
  3. Otitis media nekrotik akut


Etiologi

Penyebabnya adalah bakteri piogenik seperti streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus, pneumococcus , haemophylus influenza, escherecia coli, streptococcus anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa.


Patofisiologi

Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah, kecuali pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan membran timpani. Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan edema pada mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada submukosa.

Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresivitas penyakit.


Pemeriksaan Penunjang
  1. Otoskop pneumatik untuk melihat membran timpani yang penuh, bengkak dan tidak tembus cahaya dengan kerusakan mogilitas.

  2. Kultur cairan melalui mambran timpani yang pecah untuk mengetahui organisme penyebab.

Sumber : http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/12/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan.html

Download Askep OMA Gratis :



Asuhan Keperawatan Pasien Otitis Media Akut (OMA)


Pengkajian

Data yang muncul saat pengkajian :
  • Sakit telinga/nyeri
  • Penurunan/tak ada ketajaman pendengaran pada satu atau kedua telinga
  • Tinitus
  • Perasaan penuh pada telinga
  • Suara bergema dari suara sendiri
  • Bunyi �letupan� sewaktu menguap atau menelan
  • Vertigo, pusing, gatal pada telinga
  • Penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga
  • Penggunanaan obat (streptomisin, salisilat, kuirin, gentamisin)
  • Tanda-tanda vital (suhu bisa sampai 40o C), demam
  • Kemampuan membaca bibir atau memakai bahasa isyarat
  • Reflek kejut
  • Toleransi terhadap bunyi-bunyian keras
  • Tipe warna 2 jumlah cairan
  • Cairan telinga; hitam, kemerahan, jernih, kuning
  • Alergi
  • Dengan otoskop tuba eustacius bengkak, merah, suram
  • Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan atas, infeksi telinga sebelumnya, alergi


Diagnosa Keperawatan yang Muncul
  1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada telinga

  2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pengobatan

  3. Resiko tinggi injury berhubungan dengan penurunan persepsi sensori


Intervensi
  1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada telinga

    Tujuan :
    Nyeri berkurang atau hilang

    Intervensi :
    • Beri posisi nyaman ; dengan posisi nyaman dapat mengurangi nyeri.
    • Kompres panas di telinga bagian luar ; untuk mengurangi nyeri.
    • Kompres dingin ; untuk mengurangi tekanan telinga (edema)
    • Kolaborasi pemberian analgetik dan antibiotik

  2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pengobatan

    Tujuan :
    Tidak terjadi tanda-tanda infeksi

    Intervensi :
    • Kaji tanda-tanda perluasan infeksi, mastoiditis, vertigo ; untuk mengantisipasi perluasan lebih lanjut.
    • Jaga kebersihan pada daerah liang telinga ; untuk mengurangi pertumbuhan mikroorganisme.
    • Hindari mengeluarkan ingus dengan paksa/terlalu keras (sisi) ; untuk menghindari transfer organisme dari tuba eustacius ke telinga tengah.
    • Kolaborasi pemberian antibiotik.

  3. Resiko tinggi injury berhubungan dengan penurunan persepsi sensori

    Tujuan :
    Tidak terjadi injury atau perlukaan

    Intervensi :
    • Pegangi anak atau dudukkan anak di pangkuan saat makan ; meminimalkan anak agar tidak jatuh
    • Pasang restraint pada sisi tempat tidur ; meminimalkan agar anak tidak jatuh.
    • Jaga anak saat beraktivitas ; meminimalkan agar anak tidak jatuh.
    • Tempatkan perabot teratur ; meminimalkan agar anak tidak terluka.

Daftar Pustaka

1. Donna L. Wong, L.F. Whaley, Nursing Care of Infants and Children, Mosby Year Book.

2. Efiaty Arsyad, S, Nurbaiti Iskandar, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan, Edisi III, FKUI,1997.

3. Wong Whaley, Clinical Manual of Pediatric Nursing, Mosby Year Book.
read more...

Senin, 07 Desember 2009

Kumpulan Askep

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Strok


Strok

Pengertian

Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral. Merupakan suatu gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologis pada pembuluh darah serebral, misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vascular dasar, misalnya aterosklerosis, arteritis, trauma, aneurisme dan kelainan perkembangan.

Stroke dapat juga diartikan sebagai gangguan fungsional otak yang bersifat :

Selanjutnya klik di sini




Asuhan Keperawatan (Askep) TB Paru


TUBERKULOSIS PARU (
TB PARU)

A. Pengertian

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 �m, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.

Selanjutnya Klik di sini

DOWNLOAD ASKEP TBC klik di sini




Asuhan Keperawatan Appendiksitis / Askep Appendiksitis


Appendiksitis

1. Pengertian
Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001).

Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur. (Anonim, Apendisitis, 2007)


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP APPENDIKSITIS klik di sini


Asuhan Keperawatan (Askep) BPH



Benigna Prostat Hipertropi (BPH)

A. Pengertian

Hipertropi Prostat adalah hiperplasia dari kelenjar periurethral yang kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. (Jong, Wim de, 1998).

Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab / UPF Ilmu Bedah RSUD dr. Sutomo, 1994 : 193).


Selanjutnya Klik di sini

DOWNLOAD ASKEP BPH klik di sini



Askep Gastroenteritis


Gastroenteritis

1. Pengertian
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).

Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong�s,1995).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP GASTROENTERITIS klik di sini





ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) HIPERTENSI


HIPERTENSI

1. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP HIPERTENSI klik di sini



Asuhan Keperawatan Pada Pasien Meningitis

Meningitis

A. Pengertian

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).

Selanjutnya Klik di sini

DOWNLOAD ASKEP MENINGITIS klik di sini



ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)


DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

A. Pengertian
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman, 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir, Patrick manson, 2001).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP ANAK DHF klik di sini




ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS


Diabetes Mellitus

Pengertian
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP DM klik di sini





ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DIARE


Diare

A. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer, A.1999, 501).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP ANAK DIARE klik di sini





ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL


GAGAL GINJAL

Pengertian
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit. Gagal ginjal kronis terjadi dengan lambat selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dengan penurunan bertahap dengan fungsi ginjal dan peningkatan bertahap dalam gejala-gejala, menyebabkan penyakit ginjal tahap akhir (PGTA). Gagal ginjal kronis biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap. Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan ringan, sedang dan berat. Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan ditegakkan bila konsentrasi ureum plasma meningkat.


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP GAGAL GINJAL klik di sini




ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI


Hakusinasi

Pengertian
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) pasca indera tanpa adanyarangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik.
Menurut May Durant Thomas (1991) halusinasi secara umum dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa seperti: Skizoprenia, Depresi, Delirium dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lingkungan. Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien dirumah sakit jiwa ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi. Sehingga penulis merasa tertarik untuk menulis kasus tersebut dengan pemberian Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP HALUSINASI klik di sini






ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232).
Hiperemesis Gravidarum diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM klik di sini




ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)


INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

A. Pengertian
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP ISK klik di sini




ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SINUSITIS


Sinusitis

A. Pengertian
Sinusitis adalah merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus.


Selanjutnya KLIK DI SINI




ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SIROSIS HEPATIS


SIROSIS HEPATIS

1. Pengertian
Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut (Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2001).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP SIROSIS HEPATIS klik di sini




ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TETANUS NEONATORUM


Tetanus Neonatorum

A. PENGERTIAN
Tetanus berasal dari kata tetanos (Yunani) yang berarti peregangan.
Tetanus Neonatorum :
Penyakit tetanus pada bayi baru lahir dengan tanda klinik yang khas, setelah 2 hari pertama bayi hidup, menangis dan menyusu secara normal, pada hari ketiga atau lebih timbul kekakuan seluruh tubuh yang ditandai dengan kesulitan membuka mulut dan menetek, disusul dengan kejang�kejang (WHO, 1989).
Kejang yang sering di jumpai pada BBL, yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh infeksi selama masa neonatal, yang antara lain terjadi sebagai akibat pemotongan tali pusat atau perawatannya yang tidak bersih Ngastijah, 1997).


Selanjutnya KLIK DI SINI




ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TYPHOID


TYPHOID

A. Pengertian
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis. (Syaifullah Noer, 1996).
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).


Selanjutnya KLIK DI SINI

DOWNLOAD ASKEP TYPHOID klik di sini



ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATITIS


HEPATITIS

A. Pengertian


Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus merupakan jenis yang paling dominan . Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi, ingesti, atau pemberian obat secara parenteral (IV) . Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin, seperti : industri toxins, alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik.


Selanjutnya KLIK DI SINI
read more...

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Strok

Kumpulan Asuhan Keperawatan. Kumpulan Askep. Asuhan Keperawatan. Askep. Strok

Strok

Pengertian

Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral. Merupakan suatu gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologis pada pembuluh darah serebral, misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vascular dasar, misalnya aterosklerosis, arteritis, trauma, aneurisme dan kelainan perkembangan.

Stroke dapat juga diartikan sebagai gangguan fungsional otak yang bersifat :
  • fokal dan atau global
  • akut
  • berlangsung antara 24 jam atau lebih
  • disebabkan gangguan aliran darah otak
  • tidak disebabkan karena tumor/infeksi


Klasifikasi

Stroke dapat digolongkan sesuai dengan etiologi atau dasar perjalanan penyakit. Sesuai dengan perjalanan penyakit ,stroke dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
  1. Serangan iskemik sepintas/ TIA ( Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
  2. Progresif/ inevolution (stroke yang sedang berkembang) stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari.
  3. Stroke lengkap/completed : gangguan neurologis maksimal sejak awal serangan dengan sedikit perbaikan. Stroke dimana deficit neurologisnya pada saat onset lebih berat, bisa kemudian membaik/menetap.

Klasifikasi berdasarkan patologi :
  1. Stroke Haemorhagic
    Stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.

  2. Stroke non Haemorhagic
    Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder . Kesadaran umummnya baik.


Etiologi

Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :
  1. Thrombosis Cerebral
    Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam setelah thrombosis.

    Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :
    • Atherosklerosis
      Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme berikut :
      • Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.
      • Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.
      • Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan thrombus (embolus)
      • Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan.
    • Hypercoagulasi pada polysitemia
      Darah bertambah kental, peningkatan viskositas /hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran darah serebral.
    • Arteritis (radang pada arteri)

  2. Emboli
    Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli :
    • Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease.(RHD)
    • Myokard infark
    • Fibrilasi. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
    • Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.

  3. Haemorhagic
    Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan ,sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.

    Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :
    • Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.
    • Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.
    • Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
    • Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena.
    • Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi pembuluh darah.

  4. Hypoksia Umum
    • Hipertensi yang parah
    • Cardiac Pulmonary Arrest
    • Cardiac output turun akibat aritmia

  5. Hipoksia setempat
    • Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.
    • Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.


Tanda dan Gejala

Stroke menyebabkan defisit nuurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.
  1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
  2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah �Bell�s Palsy�
  3. Tonus otot lemah atau kaku
  4. Menurun atau hilangnya rasa
  5. Gangguan lapang pandang �Homonimus Hemianopsia�
  6. Gangguan bahasa (Disatria: kesulitan dalam membentuk kata; afhasia atau disfasia: bicara defeksif/kehilangan bicara)
  7. Gangguan persepsi
  8. Gangguan status mental


Patofisiologi
  1. Trombosis (penyakit trombo - oklusif) merupakan penyebab stroke yang paling sering. Arteriosclerosis selebral dan perlambatan sirkulasi selebral adalah penyebab utama trombosis selebral, yang adalah penyebab umum dari stroke. Tanda-tanda trombosis selebral bervariasi. Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien mengalami pusing, perubahan kognitif atau kejang dan beberapa awitan umum lainnya. Secara umum trombosis selebral tidak terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului awitan paralysis berat pada beberapa jam atau hari.

    Trombosis terjadi biasanya ada kaitannya dengan kerusakan local dinding pembuluh darah akibat atrosklerosis. Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada pada lapisan intima arteria besar. Bagian intima arteria sereberi menjadi tipis dan berserabut, sedangkan sel � sel ototnya menghilang. Lamina elastika interna robek dan berjumbai, sehingga lumen pembuluh sebagian terisi oleh materi sklerotik tersebut. Plak cenderung terbentuk pada percabangan atau tempat � tempat yang melengkung. Trombi juga dikaitkan dengan tempat � tempat khusus tersebut. Pembuluh � pembuluh darah yang mempunyai resiko dalam urutan yang makin jarang adalah sebagai berikut : arteria karotis interna, vertebralis bagian atas dan basilaris bawah. Hilangnya intima akan membuat jaringan ikat terpapar. Trombosit menempel pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan dinding pembuluh darah menjadi kasar. Trombosit akan melepasakan enzim, adenosin difosfat yang mengawali mekanisme koagulasi. Sumbat fibrinotrombosit dapat terlepas dan membentuk emboli, atau dapat tetap tinggal di tempat dan akhirnya seluruh arteria itu akan tersumbat dengan sempurna.

  2. Embolisme : embolisme sereberi termasuk urutan kedua dari berbagai penyebab utama stroke. Penderita embolisme biasanya lebih muda dibanding dengan penderita trombosis. Kebanyakan emboli sereberi berasal dari suatu trombus dalam jantung, sehingga masalah yang dihadapi sebenarnya adalah perwujudan dari penyakit jantung. Meskipun lebih jarang terjadi, embolus juga mungkin berasal dari plak ateromatosa sinus karotikus atau arteria karotis interna. Setiap bagian otak dapat mengalami embolisme, tetapi embolus biasanya embolus akan menyumbat bagian � bagian yang sempit.. tempat yang paling sering terserang embolus sereberi adalah arteria sereberi media, terutama bagian atas.

  3. Perdarahan serebri : perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab utama kasus GPDO (Gangguan Pembuluh Darah Otak) dan merupakan sepersepuluh dari semua kasus penyakit ini. Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptura arteri serebri. Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan /atau subaraknoid, sehingga jaringan yang terletakdi dekatnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi jaringan otak, sehingga mengakibatkan vasospasme pada arteria di sekitar perdarahan. Spasme ini dapat menyebar ke seluruh hemisper otak dan sirkulus wilisi. Bekuan darah yang semula lunak menyerupai selai merah akhirnya akan larut dan mengecil. Dipandang dari sudut histologis otak yang terletak di sekitar tempat bekuan dapat membengkak dan mengalami nekrosis. Karena kerja enzim � enzim akan terjadi proses pencairan, sehingga terbentuk suatu rongga. Sesudah beberapa bulan semua jaringan nekrotik akan terganti oleh astrosit dan kapiler � kapiler baru sehingga terbentuk jalinan di sekitar rongga tadi. Akhirnya rongga terisi oleh serabut � serabut astroglia yang mengalami proliferasi. Perdarahan subaraknoid sering dikaitkan dengan pecahnya suatu aneurisme. Kebanyakan aneurisme mengenai sirkulus wilisi. Hipertensi atau gangguan perdarahan mempermudah kemungkinan ruptur. Sering terdapat lebih dari satu aneurisme.


Sumber : http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/12/asuhan-keperawatan-pada-pasien-strok.html

Download Askep Strok Gratis :



Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Strok


Pengkajian
  1. Perubahan pada tingkat kesadaran atau responivitas yang dibuktikan dengan gerakan, menolak terhadap perubahan posisi dan respon terhadap stimulasi, berorientasi terhadap waktu, tempat dan orang
  2. Ada atau tidaknya gerakan volunteer atau involunter ekstremitas, tonus otot, postur tubuh, dan posisi kepala.
  3. Kekakuan atau flaksiditas leher.
  4. Pembukaan mata, ukuran pupil komparatif, dan reaksi pupil terhadap cahaya dan posisi okular.
  5. Warna wajah dan ekstremitas, suhu dan kelembaban kulit.
  6. Kualitas dan frekuensi nadi, pernapasan, gas darah arteri sesuai indikasi, suhu tubuh dan tekanan arteri.
  7. Kemampuan untuk bicara
  8. Volume cairan yang diminum dan volume urin yang dikeluarkan setiap 24 jam.
  9. Riwayat hipertensi, kebiasaan merokok, kebiasaan makanan dan umur.

Dari pengkajian secara umum tersebut diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :
  1. Pengkajian Primer
    • Airway
      Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk.
    • Breathing
      Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi.
    • Circulation
      TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.

  2. Pengkajian Sekunder
    • Aktivitas dan istirahat
      • Data Subyektif :
        kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis.
        Mudah lelah, kesulitan istirahat (nyeri atau kejang otot).
      • Data obyektif :
        Perubahan tingkat kesadaran.
        Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis (hemiplegia), kelemahan umum.
        Gangguan penglihatan.

    • Sirkulasi
      • Data Subyektif :
        Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung, endokarditis bacterial), polisitemia.
      • Data obyektif :
        Hipertensi arterial
        Disritmia, perubahan EKG
        Pulsasi : kemungkinan bervariasi
        Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal.

    • Integritas ego
      • Data Subyektif :
        Perasaan tidak berdaya, hilang harapan.
      • Data obyektif :
        Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan.
        Kesulitan berekspresi diri.

    • Eliminasi
      • Data Subyektif :
        Inkontinensia, anuria
        Distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh), tidak adanya suara usus(ileus paralitik)

    • Makan/ minum
      • Data Subyektif :
        Nafsu makan hilang.
        Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK.
        Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia.
        Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah.
      • Data obyektif :
        Problem dalam mengunyah (menurunnya reflek palatum dan faring)
        Obesitas (faktor resiko).

    • Sensori Neural
      • Data Subyektif :
        Pusing / syncope (sebelum CVA / sementara selama TIA).
        Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
        Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati.
        Penglihatan berkurang.
        Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka ipsilateral (sisi yang sama).
        Gangguan rasa pengecapan dan penciuman.
      • Data obyektif :
        Status mental : koma biasanya menandai stadium perdarahan, gangguan tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif.
        Ekstremitas : kelemahan / paraliysis (kontralateral) pada semua jenis stroke, genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon dalam (kontralateral).
        Wajah: paralisis / parese (ipsilateral).
        Afasia (kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa), kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.
        Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil.
        Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik.
        Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral.

    • Nyeri / kenyamanan
      • Data Subyektif :
        Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya.
      • Data obyektif :
        Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial.

    • Respirasi
      • Data Subyektif :
        Perokok (factor resiko).

    • Keamanan
      • Data obyektif :
        Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan.
        Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewasadaan terhadap bagian tubuh yang sakit.
        Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali.
        Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh.
        Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang kesadaran diri.

    • Interaksi social
      • Data obyektif :
        Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi.
      (Doenges E, Marilynn,2000).


Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
  1. Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, kontrol
  2. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan perdarahan otak, oedem otak
  3. Kurang perawatan diri b.d kelemahan fisik
  4. Kerusakan komunikasi verbal b.d kerusakan otak
  5. Resiko kerusakan integritas kulit b.d faktor mekanik
  6. Resiko infeksi b.d penurunan pertahanan primer.



Daftar Pustaka

Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan), Bandung.

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta.

Corwin, 2000, Hand Book Of Pathofisiologi, EGC, Jakarta.

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta.

Tim spesialis dr. penyakit dalam RSUP dr.Sardjito, 2004, Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK � UGM, Yogyakarta.

Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FK-UI, Jakarta.

McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork.

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA

Wilkinson, Judith, 2007, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, EGC, Jakarta

Y.D. Hartanto S.Kep., Ns
read more...